http://income-syariah.com/?id=Rahmannur
Hidup Ini Indah
Oleh Mira Kania Dewi
Sabtu, 14/05/2011 07:13 WIB
Pagi yang cerah. Nyalain teve
ah! Ingin dengar berita pagi.
“Selamat pagi semua, selamat pagi Indonesia. Pagi ini kami
sajikan berita pagi tentang :
bentrok antar warga di
Jakarta, kebakaran akibat
kompor meledak, dan
pencurian kendaraan bermotor, bla-bla-bla…” Aaaahhhh, semangat pagiku
yang semula menjulang tinggi
langsung merosot setelah
mendengar berita pagi yang
menyedihkan tentang pertiwi. Wuiih! Panasnya. Terik matahari
di siang hari membuat
keringatku mengucur dengan
deras setelah mengayuh
sepeda selepas kursus
menjahit. Perutku sudah keroncongan minta segera diisi.
Makan siang dulu deh, pikirku
sambil bersantai sejenak
menyimak berita siang.
“Selamat siang. Pemirsa, kami rangkum peristiwa siang ini
dengan berita utama : banjir
bandang di desa mekarsari,
perkosaan oleh guru kepada
muridnya, dan korupsi milyaran
rupiah oleh si fulan, bla-bla- bla…” Yaaah, lagi-lagi kecewa. Nafsu makanku mendadak
hilang melihat berita yang
menyesakkan dada tentang
kondisi negeriku. Rasanya segar setelah mandi
sore. Sambil makan kolak
pisang…lagi…kusimak saluran
berita. Penasaran, tak ingin
ketinggalan memantau
keadaan bangsaku. “ Berita petang. Selamat sore pemirsa
di tanah air. Berita sore ini
segera kami suguhkan dengan
topik utama : terjadinya bom
di Cirebon, kerusuhan akibat
penggusuran lapak, dan merebaknya wabah ulat bulu,
bla-bla-bla…” Waddduh, masih sama! Informasi yang kudengar
melulu bernada yang kurang
menyenangkan hati. Malam hari menjelang tidur,
kucoba sekali lagi menyalakan
televisi untuk mendengarkan
berita malam. Barangkali saja
kali ini ada berita yang
menyenangkan dan memotivasi rakyat dan generasi penerus
untuk menjadi lebih maju dan
lebih baik dari sebelumnya.
Sambil minum teh hangat,
volume teve aku tinggikan.
“Selamat malam, inilah berita malam hari : jatuhnya pesawat
merpati nusantara, demo
mahasiswa yang memacetkan
lalu lintas, dan wabah diare
menyerang balita, bla-bla-
bla…” KLIK. Gemas! Tak tahan, akhirnya kumatikan teve
sebelum berita usai. Oh-oh, apa yang terjadi
dengan negeriku? Mengapa
hampir semua berita yang
kudengar dan kulihat melulu
membahas tentang rusaknya
materil dan hancurnya moral bangsa? Sebegini burukkah
tanah tumpah darahku
tercinta? Seakan-akan tak
ada lagi orang yang memiliki
hati nurani. Ke manakah
engkau orang-orang yang berhati mulia? Di manakah lagi
kehebatanmu wahai putra-
putri bangsa? Rasa sedih, kecewa, gemas,
marah, bingung bercampur
aduk dalam benakku. Ah, aku
yakin Indonesia tidak demikian
kenyataannya. Masih ada
bahkan pasti lebih banyak berita dan cerita positif yang
sebenarnya terjadi di negeri
ini. Cerita dan berita yang
patut mendapatkan acungan
jempol yang telah berhasil
diukir oleh bangsaku. Pun tak sedikit berbagai prestasi
cemerlang yang telah diraih
oleh putra-putri bangsa
bahkan mampu menaklukkan
bangsa-bangsa maju lainnya. Ambillah contoh : Lomba
matematika tingkat dunia yang
berhasil diraih oleh anak
bangsa, kejuaraan badminton,
lomba catur tingkat anak,
kesuksesan sebuah keluarga mendidik anak berakhlak
qur’ ani, indahnya panorama alam Indonesia yang memikat
turis manca negara, dan masih
banyak lagi. Namun, entahlah, aku sendiri
heran dan sangat heran dan
amat sangat heran. Mengapa
berita dan cerita yang bernilai
motivasi, semangat dan
kreatifitas seakan-akan lenyap, hilang dibawa angin
lalu? Mengapa sedikit sekali
bahkan nyaris tak pernah
diangkat ke meja berita? Adalah memang hak siapa saja
untuk memberikan berita
kepada khalayak ramai asalkan
berita yang disajikan akurat.
Namun alangkah baiknya jika
meninjau kembali porsi yang tepat yang perlu disuguhkan
bagi rakyat dan bangsa ini.
Tidakkah lebih baik jika
perbandingan berita baik dan
buruk 75:25? Atau setidaknya
50:50? Memang tidak ada yang
sempurna. Termasuk manusia
bahkan suatu negara maju pun
tidak melulu sempurna, tentu
ada kekurangannya di salah
satu sisi. Rasanya bijaksana jika menyampaikan suatu
berita dengan
mempertimbangkan dampak
yang akan terjadi setelahnya.
Akankah menjadi lebih baik
atau justru sebaliknya? Sebagai seorang ibu dan
sebagai orang tua, tentu
sudah menjadi kewajiban kita
memberikan nasehat kepada
anak-anak kita. Coba
bayangkan, apa yang terjadi jika setiap hari menjelang
tidur, kita selalu
mendongengkan anak-anak
kita dengan cerita yang seram
dan menakutkan? Nyenyakkah
tidurnya? Menjadi beranikah mereka? Lain tentunya jika setiap
malam kita meninabobokan
dengan cerita yang menarik,
menyenangkan hati, dan
memberikan semangat dan
contoh yang baik kepada anak. Tentu mereka akan tidur
dengan nyenyak sambil
mengulum senyum di bibir dan
terbawa menjadi mimpi yang
indah. Nah, jika hati anak selalu
gembira karena didengungkan
dengan nyanyian yang indah,
tentu ia tak akan takut
menyongsong hari esok. Masa
depan yang gemilang menanti di depan mata. Mereka akan
berlomba-lomba mengukir
prestasi. Termotivasi dari
berita dan cerita yang
didengar dan dilihat. Jangan
takut untuk melangkah anak- anakku, kejarlah cita-citamu. Hidup cuma sekali, yakinlah
bahwa hidup ini indah. Seperti halnya dengan Islam.
Islam itu indah. Jika seorang
hamba telah jatuh cinta pada
Islam, maka ia akan merasakan
nikmatnya menjadi seorang
muslim/ah. Dalam kalam-NYA : “Alloh berfirman: Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa
yang Aku kehendaki dan
rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu.” (QS. Al-A’ Raaf [7] : 156) Juga dalam hadits berikut ini: Ketika Allah menciptakan
makhluk, Dia menulis dalam
kitab-Nya, dan Dia menulis
untuk diri-Nya sendiri, yang
tetap berada di sisi-Nya di
atas ‘ arsy: “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan
murka-Ku.” Takhrij Hadits, hadits di atas
diriwayatkan dalam kitab
berikut ini:
1. Shahih al-Bukhari kitab bad`il-khalqi no. 3194;kitab at-tauhid bab qaulil-’ Llah Ta’ala wa yuhadzdzirukumul-’ Llah nafsahu no. 7404.
2. Shahih Muslim kitab at-taubah bab fi sa’ ah rahmatil-’ Llah no. 7145.
3. Sunan at-Tirmidzi kitab ad-da’ awat bab khalqil-’ Llah mi`ata rahmat no. 3543 4. Sunan Ibn Majah kitab az-zuhd bab ma yurja min rahmatil-’ Llah yaumal-qiyamah no. 4295. 5. Musnad Ahmad bab haditsAbu Hurairah no. 9595.
Wallohua’ lam bishshowaab. (mkd/bintaro/13.05.2011)
Sumber: Era Muslim
-0.840664
116.698411