KLASIFIKASI HATI

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam bukunya Thibb al-Qulub menjelaskan mengenai kondisi hati manusia. Menurutnya ada 3 kondisi hati manusia: hati yang sehat, hati yang mati, dan hati yang sakit.

1.HATI YANG SEHAT/HATI YANG LEMBUT.
Hati yang bebas dari seluruh syahwat (keinginan) untuk melanggar larangan Allah SWT, bebas dari berhukum dengan hukum yang bukan berasal dari Rasul-Nya, cinta kepada Allah SWT, tidak menduakan rasa takut, harapan, dan tawakkalnya kepada Allah SWT semata, inilah hati yang sehat menurut Ibnu Qayyim.
Jadi, hati yang sehat terbebas dari kesyirikan, hati yang sehat selalu menyucikan penghambaan-Nya pada Allah SWT. Dalam kehendak, cinta, tawakkal, taubat, takut, dan harap. Hati yang sehat adalah hati yang bersih bersinas cerah.
Selain itu, hati yang sehat akan mampu “meliiat” arti kehidupan. Ia senantiasa optimis merasakan kehidupan yang silih berganti ini. Terkadang, kesusahan yang ia rasakan menjadi kebahagian. Ia selalu dalam keindahan. Ia tidak pernah mengeluh. Baginya bersyukur pada Allah SWT adalah obat penghibur badai kehidupan. Ia tidak mudah putus asa. Ia yakin rahmat Allah SWT senantiasa tercurah untuknya.
“Di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS.AS-SYU’ARAA:88-89)

2.HATI YANG MATI/HATI YANG KERAS

Ibnu Qayyim menerangkan mengenai hati ini: “… Itulah hati yang mati, yang tidak mengenal Tuhannya, tidak menyembah-Nya sesuai perintah-Nya. Hati yang selalu memperturutkan hawa nafsu dan kesenangannya, meski yang demikian itu mendatangkan amarah dan murka Allah SWT. Dia tidak peduli apakah akan memuaskan nafsu dan hasratnya, Tuhan rela atau murka. Hati seperti ini menjadi budak selain Allah dalam cinta, takut, rela, murka, mulia, dan hina. Bila ia bercinta karena hawa nafsunya, bila marah juga karena hawa nafsunya, bila memberi karena keinginannya untuk memberi, dan bila menahan karena nafsunya melarang untuk memberi. Hawa nafsunya lebih di cintai daripada Tuhannya. Hawa nafsu sebagai imamnya, syahwat sebagai pemimpinnya, kebodohan sebagai sopirnya, dan lalai sebagai kendaraannya.”
penjelesan Ibnu Qayyim diatas menunjukkan bahwa hati yang mati semakin mengeras. Perlahan-lahan tingkat kekerasannya semakin tidak terkendali lagi. Hati ini bahkan lebih keras daripada Batu. Nau’udzu billah, semoga Allah SWT senantiasa menghidupkan hati ini dan memberikan keselamatan di dunia dan akhirat.

3.HATI YANG SAKIT

Hati ini hidup, tetapi cahanya redup (sakit). Hati seperti ini mempunyai dua materi utama, yang terkadang salah satunya lebih dominan dari yang lain.
Di satu sisi,hati ini memiliki rasa cinta pada-Nya, menaruh rasa percaya pada-Nya, ikhlas tunduk pada-Nya, dan senantiasa mengharap pertolongan-Nya.
Akan tetapi,disisi lain dalam hati ini juga terdapat rasa cinta mendalam terhadap hawa nafsunya, seperti lebih mengutamakan dunia, sikap iri, dengki, dan sombong.
Hati seperti itulah yang sering terombang-ambing. Ia tidak tahu harus berlabuh di dermaga yang mana, terkadang ia tersesat, atau menyesatkan diri. Dan terkadang pula ia berada pada jalur yang benar. Hati yang terombang-ambing itulah yang menyebabkan ia sakit.
Ibnu Qayyim menyimpulkan:
“Hati seperti ini menjadi objek seruan dari dua sisi. Satu sisi mengajaknya kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, sedang sisi lain mengajaknya kepada kemewahan duniawi. Dari keduanya, hati akan memenuhi ajakan mana yang pintunya lebih dekat kepada-Nya (kembali kepada kesadaran individu masing-masing.)”

Referensi: SMART HEART-RUSDIN.S.RAUF

Tinggalkan komentar

100%BackLink

100% Backlink Indonesia